Generasi Baby Boomers, X, Y, Z dan Alpha
Mengenal Generasi Baby Boomers, X, Y, Z dan Alpha –
Semakin
bertambahnya usia zaman, semakin banyak lintas generasi tercipta. Pernahkah
kamu mendengar istilah baby boomers, generasi X, Y, Z hingga alpha? Apa sih
sebenarnya hal yang membedakan generasi tersebut hingga dikelompokkan begitu
banyak? Sebelum membahas perbedaannya, kita perlu menilik terlebih dahulu apa
yang dimaksud dengan generasi-generasi di atas.
Seiring berjalannya waktu, dengan tingkat kelahiran semakin
pesat generasi baru pun lahir dengan pesat juga. Kalau dahulu kamu merasa menjadi
generasi paling muda saat kecil mungkin kini sudah tidak lagi.
Kita menyadari perkembangan yang pesat ini akan membentuk sebuah
generasi baru yang hidup dengan kondisi lingkungan yang baru juga, dalam artian
lingkungan yang lebih maju. Hal ini jelas mempengaruhi pola hidup, proses
pertumbuhan bahkan karakter setiap generasinya.
Perbedaan
Generasi Baby Boomers, X, Y, Z dan Alpha
Istilah-istilah generasi ini digunakan untuk mengelompokkan
orang yang lahir dalam rentang tahun yang berdekatan dan kondisi lingkungan
yang sama. Sehingga kita akan jauh lebih mudah memahami seperti apa
perkembangan manusia dari dulu hingga sekarang.
1.
Generasi Baby Boomers (1946-1964)
Generasi ini disebut baby boomers juga bukan tanpa sebab,
kebanyakan orang yang lahir pada masa ini lahir setelah Perang Dunia II. Pada
masa itu peningkatan angka kelahiran yang begitu besar hingga seperti ledakan
kelahiran. Istilah ini mulai digunakan negara Amerika dan sekitarnya untuk
menandai demografi budaya.
Lahir setelah peperangan dan berada pada masa-masa reformasi
berbagai negara, membuat masa kecil baby boomers ini mengalami begitu banyak
pengalaman serta adaptasi dengan kondisi lingkungan yang belum stabil. Tidak
jarang para baby boomers ini juga mengalami begitu banyak perubahan di bidang
pendidikan dan politik.
Baby boomers yang dididik oleh orang tua disiplin dan keras,
pada umumnya memiliki kedisiplinan yang tinggi, mental sekuat baja, prinsip
kuat dan berpegang teguh pada loyalitas serta dedikasi yang besar. Sebaliknya,
baby boomers yang kini sudah semakin menua ketika teknologi mulai berkembang
pun tidak jarang mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan kecanggihan
teknologi. Mereka perlu mempelajari cara menggunakan teknologi.
Kamu mungkin sering melihat kakek atau nenek yang rajin dan
selalu menekuni satu hal untuk waktu yang lama. Mereka juga disiplin menjalani
hari mulai dari bangun pagi tepat waktu, serta melakukan kegiatan sederhana di
rumah yang selalu sama. Itu disebabkan baby boomers sudah terbiasa menanamkan
kedisiplinan sejak mereka kecil.
Maka kamu juga jangan heran melihat orang-orang yang hingga masa
tuanya mengabdi pada suatu pekerjaan untuk kurun waktu hingga puluhan tahun
pada bidang yang sama. Sebab orang dari generasi tersebut juga memegang teguh
sebuah loyalitas dan dedikasi yang tinggi.
Pada masa ini orang dari generasi ini tetap diperlukan dalam
menjaga kestabilan serta disiplin lingkungan, baik dirumah maupun di tempat
kerja. Pernah melihat film berjudul The Intern? Maka kamu akan paham mengapa
generasi baby boomers ini dapat membantu kestabilan sebuah perusahaan, bahkan
ketika mereka menua.
2.
Generasi X (1965-1980)
Generasi X atau juga sering disingkat Gen X ini merupakan
anak-anak dari orang tua berasal dari generasi sebelumnya yakni baby boomers.
Orang-orang dari generasi ini, seolah mulai mengurangi tradisi anak banyak.
Berbeda dengan para baby boomers yang bisa memiliki anak dengan
jumlah hingga belasan, dalam gen X ini mulai menjamur tradisi memiliki anak
yang tidak terlalu banyak. Sehingga angka kelahiran di negara manapun juga
mengalami penurunan yang drastis.
Dididik oleh orang tua disiplin, generasi X pun pada umumnya
memiliki karakteristik yang mandiri, disiplin, pekerja keras logis dan juga
mengutamakan karir. Hal ini dikarenakan orang tua baby boomer yang pernah
mengalami lingkungan dengan kondisi yang kurang stabil menekankan kepada
anak-anak mereka untuk menimba ilmu sebaik mungkin dan meraih karir.
Apalagi ketika sekitar tahun 80an, dunia mengalami berbagai
krisis ekonomi yang banyak mempengaruhi kehidupan masyarakatnya. Sehingga
masyarakat pada saat itu menjadi lebih mandiri serta dituntut untuk pintar
mencari peluang supaya dapat bertahan hidup dengan baik. Kondisi lingkungan ini
membuat sebagian besar generasi X tumbuh dewasa dengan pola pikir yang kreatif,
tangguh, dan juga pintar mencari solusi untuk setiap permasalahan.
Generasi X yang tumbuh besar di rentang tahun 70 dan 80an juga
mulai mengenal berbagai jenis teknologi baru seperti telepon atau TV, yang
dulunya belum ada di masa orang tua mereka. Anak-anak dari generasi tersebut
juga mulai mengembangkan berbagai teknologi yang nantinya akan digunakan oleh
generasi berikutnya, seperti pager.
Orang-orang dari generasi ini sudah menjadi orang tua dari
generasi Y, atau bahkan sebagian sudah memiliki cucu. Jika kamu saat ini
berusia sekitar 25 tahun keatas, maka kemungkinan besar orang tuamu merupakan
generasi X.
3.
Generasi Y (1981-1995)
Generasi Y ini sering kali disebut juga dengan istilah
millenial. Kecanggihan teknologi yang mulai maju di masyarakat kala itu
membuat orang-orang dari generasi ini mahir menggunakan teknologi serta media
sosial.
Para milenial ini juga dapat dikatakan sebagai generasi yang
merasakan begitu banyak perubahan signifikan di bidang teknologi dan ekonomi.
Tumbuh besar di masa peralihan teknologi dari yang analog ke digital, munculnya
internet dan media sosial membuat anak-anak millenial ini begitu canggih,
kreatif, bebas dan berani mengambil resiko.
Milenial juga dikenal begitu ekspresif dan open minded dibandingkan
generasi pendahulunya yang masih kaku dan tegas. Masyarakat di generasi ini
cenderung lebih berani dalam hal menyampaikan pendapat, kepercayaan diri yang
tinggi dan out of the box.
Sehingga, tidak heran jika orang dari baby boomers atau generasi
X sering kali merasa anak-anak mereka cenderung lebih sering melanggar aturan,
sebab milenial begitu ekspresif dan lebih mengutamakan diri mereka. Jika
dibandingkan generasi sebelumnya, milenial jauh lebih pemalas dan sering
berpindah-pindah minat serta pekerjaan.
4.
Generasi Z (1996-2010)
Lahir pada sekitar tahun 1996 hingga 2010 maka kemungkinan besar
kamu saat ini masih dalam jenjang sekolah ataupun baru mulai mencari kerja. Di
Indonesia, orang yang lahir pada awal generasi Z ini sebenarnya juga sempat
mengalami krisis moneter dan juga politik pada tahun 1998. Tetapi usia mereka
yang masih kecil kemungkinan tidak akan merasakan dampak secara langsung.
Teknologi yang semakin maju dan internet yang begitu pesat,
membuat generasi Z ini sudah merasakan banyak kemudahan dari segi fasilitas,
akses dan juga kestabilan finansial keluarga. Sehingga tidak heran jika
generasi ini sekarang tumbuh menjadi anak-anak yang jauh lebih pintar,
berprestasi dan sehat.
Pada masa ini, internet sudah begitu luas dan mudah diakses hal
ini membuat anak-anak di generasi Z semakin mahir dan aktif berinteraksi di
dunia maya. Maka terkadang generasi ini juga disebut dengan igeneration, yang
mana merupakan generasi internet. Cara menggunakan media sosial? tidak seperti
baby boomer dan generasi X, Gen Z ini sudah mahir menggunakan media sosial, dan
browsing tanpa ada yang mengajari.
Hal positifnya, generasi Z ini tumbuh menjadi anak-anak yang
berpikiran terbuka, suka keberagaman, menyukai hal-hal baru, berfikir kritis
dan ingin menjadi berbeda atau membawa perubahan. Memiliki lingkungan yang
telah diliputi teknologi setiap saat, mereka cenderung menikmati menggunakan
teknologi dan internet.
Di generasi ini, anak-anak sudah terfasilitasi dengan teknologi
seperti smartphone, laptop, tablet dan lainnya. mereka juga dididik oleh orang
tua yang memiliki pemikiran terbuka, sehingga tidak jarang para gen Z ini sudah
dapat mengambil keputusan dan menentukan pilihan mereka sejak kecil.
Sebaliknya, terdapat juga sisi negatif dari generasi yang penuh
kemudahan ini. Para gen Z cenderung lebih konsumtif dan boros, hal ini juga
didukung oleh kemampuan finansial orang tua mereka sehingga fasilitas yang besar
membuat sebagian orang begitu boros dan gemar belanja brand-brand import.
Sebagian anak di generasi ini juga lebih ‘mager’ dari generasi
sebelumnya, sebab mereka merasa tidak perlu effort besar lagi untuk mendapatkan
hal yang diinginkan karena apapun dapat diakses melalui gadget.
Terkadang, segala kemudahan yang mereka rasakan saat ini juga menjadi penyebab
mental generasi ini tidak setangguh baby boomers dan generasi X.
Baik dari generasi millenial hingga generasi X ini juga kerap
sekali menjamur permasalahan seputar mental health masyarakat,
sebab kondisi lingkungan yang maju terkadang juga menimbulkan banyak tekanan.
Bagi para orang tua yang memiliki anak di generasi ini tentu perlu banyak
belajar dan berpikir luas supaya dapat memantau anak-anak mereka.
5.
Generasi Alpha (2011-sekarang)
Sebagai generasi termuda, para anak-anak dari generasi alpha ini
kemungkinan masih dalam usia sekolah dasar atau bahkan TK. Lahir dari orang tua
yang jauh lebih modern dan stabil dalam ekonomi membuat generasi alpha menjadi
generasi kritis yang sudah diliputi teknologi sejak dini.
Maka sudah bukan hal asing jika kita melihat anak kecil sudah
pandai menggunakan ponsel ataupun mengakses internet saat ini. Pasalnya mereka
memang terlahir berdampingan dengan teknologi yang terus maju dan berkembang.
Anak-anak saat ini sudah terbiasa dengan televisi, gadget,
bahkan sudah familiar dengan berbagai alat elektronik di rumah. Mereka juga
cenderung lebih cerdas, cepat memahami situasi dan dapat mengenali sesuatu
dengan baik.
Hal positifnya banyak anak-anak saat ini yang sudah bisa membaca
dan menghafalkan alfabet sejak dini karena mengenali tulisan dan ikon-ikon yang
ada pada ponsel atau tablet. Anak-anak sekarang juga jauh lebih kritis dan
memahami situasi dengan baik, sehingga para orang tua tidak bisa lagi
menggunakan kebohongan untuk alasan supaya anak-anak mau makan ataupun belajar.
Akan tetapi para orang tua saat ini juga membutuhkan kemampuan
ekstra untuk mengasuh anak-anak generasi alpha ini, sebab anak-anak ini sudah
tidak bisa lagi dididik dengan metode yang sama seperti anak generasi
sebelumnya. Para orang tua harus lebih kreatif dan juga perlu melakukan banyak
pendekatan terhadap anak.
Gadget juga menjadi sebagian besar permasalahan saat mengasuh
anak-anak generasi alpha ini. Sebab, para generasi alpha yang tergantung pada
gadget membuat mereka sulit lepas dan cenderung lebih enggan bersosialisasi
dengan temannya. Hal ini juga menyebabkan tingginya risiko mental illness pada
generasi ini di masa depan, sebab tekanan yang besar dari lingkungan dan juga
tuntutan akademis.
Demikian informasi yang bisa kami sharing untuk saat ini, semoga bisa bermanfaat bagi para pembaca sekalian
Comments
Post a Comment